Baniinnews, Bandar Lampung - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar rapat finalisasi Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2025 sekaligus melakukan identifikasi usulan kegiatan untuk RKT 2026 bersama organisasi pembangunan internasional Rikolto.

Pertemuan yang berlangsung di Bidang Fisik Bappeda Lampung Barat ini dihadiri oleh Kepala Bappeda Tri Umaryani, Kabid Fisik beserta jajaran, Kepala Dinas Perkebunan, serta perwakilan Rikolto, Gagat Surya. Dalam rapat tersebut, Rikolto memaparkan rencana implementasi Proyek Cultifave, yang akan dijalankan selama tiga tahun (2025–2028) di tujuh kecamatan di Kabupaten Lampung Barat. Proyek ini berfokus pada penguatan dua komoditas unggulan daerah, yakni kopi dan kakao, dengan menerapkan pendekatan pertanian regeneratif yang cerdas iklim, berlandaskan prinsip keadilan sosial dan ekonomi bagi petani kecil.

Empat Isu Strategis yang Diangkat dalam Cultifave

1. Rendahnya kualitas pengelolaan kebun dan sistem pendukung yang belum memadai, membuat petani rentan terhadap dampak perubahan iklim.

2. Pendapatan petani yang masih berada di bawah standar living income, menyulitkan mereka melakukan investasi produktif.

3. Minimnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian, yang mengancam regenerasi petani di masa depan.

4. Kesenjangan gender, terutama dalam akses terhadap sumber daya dan partisipasi pengambilan keputusan.

Keempat isu tersebut juga ditemukan dalam pengelolaan Perhutanan Sosial (PS) di wilayah Lampung Barat. Oleh karena itu, pendekatan dan pembelajaran dari proyek Cultifave akan diintegrasikan ke dalam dokumen Integrated Area Development untuk Perhutanan Sosial (IAD PS) sebagai bagian dari strategi pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.

Sebagai wujud komitmen bersama terhadap keberlanjutan, keadilan, dan kemakmuran, dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2025 akan ditandatangani secara resmi pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Momentum ini diharapkan menjadi simbol ikrar generasi muda, khususnya kalangan milenial dan Gen Z, dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian menuju arah yang lebih adil, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan iklim.